Tuesday, April 17, 2007

SMUN 3

Bekasi , 27 Maret 2007

SMUN 3
Bahan Baku Unik, Untuk Penca¹) Membangun Imperiumnya
Menuju Penca Mandiri Yang Menyongsong Globalisasi.


Penulis
http://ompipit.blogspot.com
ompipit@gmail.com
(Alumni Universitas Indonesia)




Indafo (Identifikasi natural dari fakta original)

SMUN bahan baku unik, untuk penca membangun Imperiumnya menuju penca
mandiri yang menyongsong globalisasi.

Hal prinsip yang mendasar sebagai fakta yang natural dan original yang dapat tercatat dari ungkapan subyektif dan obyektif yaitu ada Empat hal yang disebut sebagai SMUN, Nilai, Sikap, Motivasi, Upaya, baik secara pribadi maupun secara kolektif. Bahkan secara universal hal ini juga berlaku, tidak hanya untuk penca tetapi untuk semua.
Namun SMUN punya nilai lain / unik jika pelakunya penca. Hal ini terangkat dari reportase Susi Ivvaty dengan ketua PPCI Siswadi yang ditulis di Kompas tahun 2002.

"Kalau orang lain bisa dan saya tidak bisa, itu wajar. Kalau orang lain bisa dan saya juga bisa, itu satu kelebihan. Yang lebih baik lagi jika orang lain tidak bisa tetapi saya bisa". (kata Siswadi)

Ungkapan ini menjadi inspirasi titik tolak paham untuk mengali potensi penca dengan segala keterbatasannya untuk mengembangkan kemandirian penca, bahkan sangat universal , untuk semua.
Dengan demikian penca bukan hanya sebagai obyek, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai subyek yang universal untuk menstimulir nilai, sikap, motivasi dan upaya untuk semua orang.
SMUN juga dapat merupakan wilayah yang sama dapat dijangkau orang penca atau orang tidak cacat.
Dengan fenomena ini penca dapat menjadi sebagai pelaku , sebagai narasumber bahkan sebagai motivator unggul lewat SMUN termasuk orang tuanya, kakak/ adiknya atau suami/istrinya.

”Perlu dicatat penca adalah barisan pertama atau jurukunci dan ahli SMUN yang secara alami menenal perlunya kesabaran , mengenal perlunya ikhlas,mengenal perlunya bersyukur dan banyak lagi berehubungan dengan SMUN” (H.M)


Ada banyak misteri pesan yang melekat pada penca yang perlu ”dibaca” untuk setiap umat yang mencari hikmah dalam berusaha yang terkadang mendapat kesulitan, menghadapi rintangan , penderitaan., ketidak sabaran, kegelisahan.

SMUN dapat digali menjadi bahan yang sangat potensial dan tidak ada habisnya , serta diperlukan semua orang banyak sepanjang jaman.
Tidak ada ”pabrik” SMUN baik didalam negri bahkan diluar negri yang sedahsyat kalu dilakukan penca.

Potensi ini menjadi bahan yang diperlukan dan dapat menjadi bahan dasar yang dapat menumbuhkan industri multimedia, cetak, film, cyber, tv bahkan Institut serta Imperium penca terbesar yang mengglobal.Tidak mustahil.Subhanallah.

Penca hadir menjadi bagian ”alat” Allah SWT untuk cermin kesadaran manusia bahwa masih banyaknya karuniaNya yang masih tak terhitung yang perlu di syukuri (H.M)


Cermati Jepang lebih maju bukan karena luas negaranya atau kekayaan alamnya seperti di Indonesia. Berarti ada faktor lain yang membuat negaranya begitu maju.
Singapura bisa jadi negara makmur dengan wilayahnya yang kecil, karena dukungan prasarana perdagangannya yang hebat berkat perencanaan pelabuhannya yang strategis dan dalam sehingga dapat ditambatkan kapal-kapal besar. Arab Saudi , padang pasir, gurun sahara , Mekah, Madinah menjadi daerah maju yang serba ada juga dari nilai lain bukan kesuburan dan keramahan alamnya. Di Indonesia ada Imperium yang sedang dibangun Ginanjar dengan wadah Grah 149 yang sudah TBK , dibangun lewat ESQnya yang tersohor itu sedang membangun kantornya 16 lantai di Jl S.Parman Jakarta Selatan .
PPCI dengan segenap akses dan banyaknya pihak terkait yang mendukung akan membangun Imperium lewat SMUN, Imperium yang boleh jadi bisa lebih besar karena dapat menjangkau lintas negara, paham dan agama, etnik, dengan jejaring nilai konsep bisnis serta multi industri, multi ahli dan profesi dan industri dibelakangnya. Karena penca sangat luas,universal bahkan hingga dunia hewan dan jasad renik .

Penca sebagai manusia dengan kekayaan nilai SMUN akan dapat membesarkan Imperiumnya secara kolektif jika ada sistem dan institusi serta didukung bersama badan2 penca yang telah ada dan terus bertamabah diseluruh dunia , terlebih dengan suport undang2 peraturan bahkan konvensi internasional yang kondusif.
Baik menyangkut kuota untuk penca sebagai lambang keadilan yang telah tertuang pada UUD 45 telah kita miliki,dll.

Banyak ABRI, baik angkatan udara, laut dan darat telah menjadi pahlawan, rela cacat bahkan mati untuk suatu nilai, nilai yang dikelola dengan sistem dengan institusi. Penca akan menggali dan mengembangkan lewat SMUN dan penca tidak ada ancaman mati langkah dengan SMUN dengan Imperiumnya.

Salah satu SMUN misal saja nilai (tata nilai sebagai value) ternyata sangat banyak ragam yang dapat digali untuk diteladani oleh semua orang dan akan berharga atau berderajat lain jika memiliki suatu nilai tertentu (value) misalnya gigih, trampil, tekun, taat, teguh, tabah, dst yang bernilai spirit, tidak dengan uang atau barang atau jabatan. Siapa tokoh2 yang mempunyai predikat tersebut yang dapat menjadi contoh , atau teladan, tokoh tersebut peluangnya akan banyak dan mudah lahir justru dari penca ¹). Penca punya banyak ladang untuk itu dan punya nilai yang berbeda dengan bukan penca jika dapat berupaya dengan keterbatasan dan mengembangkan kelebihannya, yang bahkan tidak dilakukan oleh bukan penca . Belum ada negara yang maximal mengali dan mengembangkan tentang hal ini lewat pelaku penca dibanding kemajuan nilai keahlian, profesi atau teknologi yang demikian majunya.

Sangat menarik, sangat menjual, sangat mengagumkan, sangat membuat orang terharu untuk menjadi inspirasi kesadaran yang menyentuh dan tidak terlupakan. Terlupakan sebagai mana membaca teori, novel atau nasehat2 atau moto narasi normatif. SMUN yang lahir dari penca sangat ”hidup” dengan jati diri yang dimilikinya, bahkan seolah kekurangannya menjadi gimmic, memberi kekuatan atas kelebihannya walaupun sedikit.
Apalagi yang besar dan terorganisir lewat sistem dalam imperiumnya. figur penca dapat laku ke bank, dunia siar agama, SDM, penerbit, media video, portal internet dan TV .dan industri unik dengan merekrut pekerja saudaranya yang tidak cacat.
Bagaimana lebih jelasnya akan dipaparkan dalam proposal , yang nantinya menjadi pengantar sistem penggerak penca mandiri lingkup nasional dan insyaallah didunia internasional. Dan kita berharap lahir dan berkembang dari Indonesia, sebagai tekad mulia yang tidak dilarang .
Dengan tekad pemahaman tersebut membesarkan harapan untuk dapat melahirkan kekuatan dalam menyusun sistem untuk menciptakan penca mandiri.

Mandiri dalam terminologi penca sangat heterogen walau bahan baku pembentuknya sangat tipikal.

Mandiri pada terminologi panca akan dirumuskan ditetapkan berdasarkan kriteria2 dan tahapan2 yang spesifik.

Bagaimana reward, royalty, tunjangan, nafkah, dukungan, pelatihan, perhatian dalam kehidupan sehari-hari penca bergulir seperti siang dan malam yang silih berganti rutin tertib dan pasti. Masa depan perludisongsong dengan pandangan bahwa aktifitas kerja yang digandrungi adalah yang tidak konvesional, seperti tikang ojek jika tidak kerja tidak ada hasil. Dengan SMUN hasil dan proses serta jatidiri pelaku akan memberi penghasilan bersama Imperium dan sistemnya.

Bagaimana bidang jasa, multi media,cetak,tv,internet, industri, trading, institut , bank, spiritual keagamaan bisa ada dibelakang penca termasuk Muri dan Guiness Book Record , hal ini yang menjadi ”pr” komunitas Imperium PPCI yang akan dibentuk bersama segenap anak bangsa untuk mengangkat membuat jaringan yang luas , global antar negara.

Surya Poloh dengan Medika Media yang merupakan group media yang telah ”bisa” membangun imperiumnya telah memberi inspirasi bagaimana dahsyatnya gerakan imperium medianya berkiprah.Wajar. Luar biasa jika dengan dukungan teknologi, TI dan sistem penca juga dapat bangkit lewat media cetak maupun media lainnya dengan paradigma baru dalam penulisan dan kliping digital dengan M2C2M, Penca akan mempunyai daya saing , daya tarik dan akan menjadi bagian dari informasi yang dicari orang.

Bagaimana langkah penca yang dahsyat pada media cyber dalam mengerakkan penulisan, penerbit,bakat penulis, percetakan internet dan dunia visual lewat M2C2M.yang akan berbahan baku unik SMUN.

SMUN laksana baju untuk metamorfosa penca menjadi manusia yang lebih unggul dan mulia derajatnya dalam proses dan mendapat hasil dari upayanya . Bahkan nota bene banyak fakta penca dapat maju pesat melebihi saudaranya yang tidak penca.(HM)


Dasar inspirasi pemikiran dan bahan rujukan utama ini dari hasil reportase Susi Ivvty dengan ketua PPCI Siswadi yang dituangkan dalam media Kompas tanggal 19 bulan Juni tahun 2002 dengan judul Memandang Cacat Tubuh sebagai Anugerah yang disusun berdasarkan metodologi Indafo sebagai bagian metode M2C2M .

M2C2M dapat dilihat di http://ompipit.blogspot.com


Resume identifikasi esensi tulisan Susi Ivvty dari reportase dengan ketua PPCI Siswadi atas makna dan paham yang terungkap sebagai berikut :
@ anugerah (kata Sis) > SQ
@ gigih (komentar penulis Susi Ivvaty ) > Nilai (Value/tabiat/prilaku)
@ sebagai penca memotivasi orang lain (kata Sis). > Motivasi
@ tidak mengeluh (kata Sis) > Sikap
@ penca butuh dimotivasi (kata Sis) > Motivasi
@ mensyukuri (kata Sis) > Sikap
@ kerja keras (komentar penulis Susi Ivvaty) > Upaya
@ garis hidup tidak seperti yang kita kira (kata Sis) > SQ
@ "Kalau orang lain bisa dan saya tidak bisa, itu wajar. Kalau orang lain bisa dan saya juga bisa, itu satu kelebihan. Yang lebih baik lagi jika orang lain tidak bisa tetapi saya bisa". (kata Siswadi) .”Bisa” akan dipacu lewat sandi terpilih SMUN dengan menjual SMUN sebagai fenomena yang sangat menarik karena esensinya terlontar dari orang yang perlu dimotiasi yang notabene banyak memotivasi penca serta kalangan bukan penca .

Selengkapnya: Baca berikut












Memandang Cacat Tubuh sebagai Anugerah
SIANG itu, di kantornya di Bekasi, Siswadi (44), yang lengan kanannya adalah lengan palsu, tengah mengobrol bersama Tori Hermawan (31), tuna rungu lulusan sebuah universitas swasta di Jakarta jurusan komputer.Siswadi sedang menghibur dan menyemangati Tori, agar tak patah semangat lantaran lamaran kerjanya selalu ditolak di mana-mana.
"Saya pernah coba membuka rental PlayStation, tetapi tidak sukses. Saya hampir putus asa melamar kerja," ujar Tori terbata-bata kepada Kompas yang mengunjungi kantor itu. Dia menambahkan bahwa ia kehilangan pendengaran sejak kelas lima sekolah dasar. Siswadi, Ketua Umum Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI), berkewajiban mengayomi, memberi motivasi, dan yang terpenting memperjuangkan nasib penyandang cacat (penca) yang ada di Indonesia, yang menurut data WHO sekitar 20 juta-an jiwa. Predikat ketua yang disandangnya ini, dianggap Siswadi kelahiran 7 September 1958, sebagai amanah dan panggilan nurani.
"Sebenarnya saya sendiri masih butuh dimotivasi, tapi barangkali sudah garis hidup saya jika saya harus memperoleh kekuatan justru dengan cara memotivasi orang-orang cacat. Cacat ini bagi saya adalah sebuah anugerah," tutur ayah dua anak, Anjar Rino P (20) dan Rizkiani Dian L (11), yang juga tokoh masyarakat di Bekasi ini.
Dia tidak memungkiri, cacat tubuh seseorang hingga saat ini masih sering menjadi kendala untuk berhubungan dengan orang lain. Di Indonesia, boleh dikata hampir tidak ada aksesibilitas ke ruang-ruang publik yang membuat penca semakin merasa terpinggirkan. Begitu persepsi sosial masyarakat yang memandang penca secara negatif. Banyak orangtua malu mempunyai anak cacat dan menyembunyikannya dari publik. Ini terutama melanda mereka yang tinggal di pedesaan.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 1998 sebagai pelaksanaan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat menyatakan, aksesibilitas fisik untuk penca di tempat-tempat umum harus diwujudkan lima tahun sejak PP digulirkan yaitu tahun 2003. "Nyatanya, sampai saat ini usaha pemerintah masih nol persen, begitu juga dengan dukungan masyarakat. Infrastruktur aksesibilitas di Stasiun KA Gambir, misalnya, saat ini tidak berfungsi sama-sekali," jelas pengusaha konstruksi yang beristrikan Sri Gandharini, pegawai Dinas P dan K Kota Bekasi itu.
Siswadi berusia 25 tahun tatkala kecelakaan di Semarang merenggut lengan kanannya. Sejak saat itu, Siswadi mengenakan lengan palsu yang terbuat dari karet tahan api yang dilekatkan hingga pundak. Beruntung, tulisan tangan kirinya sejak kecil memang lebih bagus dibanding tangan kanannya sehingga dia tidak perlu lagi melatih tangan kirinya untuk menulis atau membolak-balik buku. Namun, tetap saja satu tangannya harus bekerja dua kali lebih berat. "Waktu itu, saya sedang dalam perjalanan dari Pekalongan menuju Semarang untuk lelang tender sebuah proyek. Mobil yang saya kendarai tabrakan dengan truk di dekat Ungaran. Saat tahu saya kehilangan tangan kanan, saya sempat shock selama beberapa waktu. Apalagi, dokter waktu itu sempat mengatakan bahwa kondisi saya benar-benar kritis dan 70 persen kemungkinan nyawa saya bisa diambil Tuhan," tutur Siswadi mengenang kecelakaan di tahun 1983 itu. Siswadi akhirnya mengetahui dan memahami bagaimana perasaan seorang penyandang cacat, apalagi mereka yang kemudian dikucilkan oleh keluarganya atau diremehkan di masyarakat. Sejak itulah dia bertekad untuk menghadapi hidup barunya dengan satu tangan. Istri dan dua anaknya juga menjadi pelecut semangat kerjanya di bidang jasa konstruksi. Awalnya memang agak risih saat dia harus berjabat tangan dengan seseorang menggunakan tangan kiri. "Namun, lama-lama saya sadar bahwa tangan palsu ini memang sudah menjadi bagian dari diri saya sehingga saya tidak perlu malu," tuturnya.

Sejak saat itu pulalah Siswadi aktif di organisasi PPCI dan melihat jutaan orang cacat yang butuh advokasi lantaran hukum dan budaya di Indonesia tidak berpihak kepada mereka. Dia terlibat dan bergumul dengan berbagai program pelatihan untuk kemandirian orang cacat (terutama yang miskin), seperti perbengkelan (otomotif), kerajinan tangan, hingga komputer. Minimnya dana PPCI tidak membuat Siswadi pasrah. Selain merogoh kantung sendiri, dia juga berkeliling mencari "sponsor" yang mau membiayai kegiatan PPCI hingga program terus berjalan sampai sekarang.
Anggota PPCI yang telah mandiri dan mempunyai keterampilan selanjutnya diuji dalam ajang Abilympic (singkatan dari Ability dan Olympic) mulai tingkat daerah, nasional, hingga internasional. Untuk Abilympic tahun 2003 di India, PPCI telah menyiapkan 20 anggotanya untuk bersaing keterampilan dengan penyandang cacat lain dari berbagai negara.
Oleh karena kegigihan selama belasan tahun itulah,Siswadi dipilih dengan suara bulat menjadi Ketua PPCI lewat ajang Musyawarah Nasional PPCI 2001 di Makassar. Siswadi dinilai bisa mengangkat peran dan harga diri orang cacat di Indonesia. "Saya tergerak melihat orang cacat selalu dipinggirkan. Saya berjanji untuk tidak mengeluh terhadap apa pun cobaan yang diberikan kepada saya. Saya yakin, cacat saya bisa memberikan motivasi untuk orang lain," jelas Siswadi.
Selama 19 tahun hidup dengan satu tangan, Siswadi kini justru mensyukuri cacat tubuhnya. "Bersyukurlah orang yang buta karena terbebas dari melihat hal-hal buruk. Bersyukurlah orang yang tuli karena tidak dapat mendengar kabar buruk. Saya pun bersyukur karena tangan kanan saya tidak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan kelak," tutur Siswadi.
Di Bekasi, Siswadi juga berkiprah di berbagai bidang mulai dari sosial, pendidikan, hingga perekonomian. Berkat kerja keras pulalah akhirnya dia dipercaya sebagai tim perumus visi Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi sekaligus. Dia juga menjadi tim perumus pendirian Badan Wakaf Produktif Bekasi, Wakil Ketua Dewan Pendidikan Daerah Kota Bekasi, dan aktif di Dewan Pakar Pusat Kajian Managemen Strategik.
Lulusan sebuah institut bisnis dan manajemen di Jakarta ini akhirnya dapat membuktikan, Cacat bukan berarti bodoh. Katanya, "Kalau orang lain bisa dan saya tidak bisa, itu wajar. Kalau orang lain bisa dan saya juga bisa, itu satu kelebihan. Yang lebih baik lagi jika orang lain tidak bisa tetapi saya bisa".
***
LEWAT PPCI Siswadi tengah mengusahakan kartu gratis berobat untuk penca yang tidak mampu di seluruh Indonesia. "Saya sudah bertemu dengan Menteri Kesehatan dan beliau juga mendukung. Namun, hingga kini, pemberian kartu itu belum terwujud," ucapnya.
Di bidang politik, dia juga sudah berkali-kali menemui Komite Pemilihan Umum (KPU) untuk mengusulkan pemilu akses bagi penca, yaitu bahwa pemilihan umum harus dapat menjangkau semua pemilih yang Cacat. Bagi penyandang tuna rungu, misalnya, KPU harus menyediakan tulisan untuk pemanggilan dan bukan lewat pengeras suara. Untuk orang yang tuna netra, harus pula ada tanda gambar braille untuk mempermudah pencoblosan. Pengguna kursi roda juga harus mempunyai akses menuju tempat pemilihan suara.
Di bidang ketenagakerjaan, Siswadi menyoroti UU No 4/1997 belum sepenuhnya dijalankan hingga sekarang. Seharusnya, tiap perusahaan menyediakan seorang penca di antara 100 tenaga kerja yang ada. Jika tidak, ada sanksi sebesar Rp 200 juta yang harus dibayarkan sebuah perusahaan.
"Saya tidak tahu apakah ada monitoring untuk hal ini. Buktinya, saya setiap saat selalu mendengarkan keluhan dari penca mengenai susahnya menembus lapangan kerja meskipun mereka sebenarnya mampu. Yang jelas, implementasi UU itu harus dimulai dari pemerintah, misalnya, dengan menyediakan kursi tenaga kerja di BUMN, BUMD, juga pegawai negeri," ujar Siswadi . (Susi Ivvaty)
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0206/19/naper/mema12.htm.

Tanggal 19 Maret 2007 penulis diundang kekantornya untuk bincang2 dan menyambung tali silaturahmi.Tulisan ini juga terlahir setelah penulis mengenal beliau, Siswadi sejak tahun 2002 yang tampil sebagai salah satu masyarakat Bekasi yang peduli dan turut memikirkan pemindahan kota kabupaten Bekasi ke Cikarang. Dan penulis juga pernah bekerja sama dengan beliau dalam gerakan zakat di kota kabupaten Bekasi tahun 2004 .
Akhir kata tulisan singkat ini dikemukakan sebagai ilustrasi penutup dan sebagai awal penggerak, setelah beliau mencanangakan ide dasar untuk memulai memikirkan bagaimana penca dapat mandiri.

Paparan konsep2 lebih strategis akan dibahas , diuraikan dan dituangkan dalam acara presentasi dirapat konsolidasi dan koordinasi antara lembaga PKMS dan PPCI tanggal 2 April 2007 di kontornya di Bekasi , yang kebetulan kedua badan tersebut sendiri dipimpin oleh bapak Siswadi .






Agenda :

- Indafo
- Ide Dasar
- Strategi Dasar
- Sasaran Awal
- Legitimasi Program
- Program Kerja
- Penetapan Pelaksana dan Organisasi
- Pendanaan Dll


Bekasi , 27 Maret 2007








Catatan latar belakang tulisan :

1. Tulisan ini disusun dan di kirim ke kompas sehubungan dengan agenda Ratifi kasi Konvensi Internasional Hak Azasi Penyandang Cacat di kantor PBB di New York USA. (awal april 2007)
2. Memberi semangat dan dukungan kepada penca di Indonesia khususnya dan penca umumnya di seluruh dunia, Dan Mensos RI.
3.Latar belakang penulisan

Saya terima pesan sms dari Pak Siswadi ketua PPCI tanggal 27 maret 2007 jam 8:32 pm

” Ma’af Pak, insya Allah, tgl 29 Mart sd 4 April 07 , kami berangkat ke NewYork, USA, mendampingi Mensos RI untuk Ratifikasi Konvensi Internasional Hak Azasi Penyandang Cacat di kantor PBB, kita jadwalkan setelah tgl 5 April 07, Tksh”

Sebelum sms diatas diterima, saya kirim sms ke Pak Siswadi tanggal 27 Maret 2007 jam 7:56 pm
Isinya : Konf: Hari jumat sore atau senin sore saya berencana kekantor p Siswadi untuk membahas pengembangan ide awal yang ada kaitannya PPCI dgn PKMS

Saya kirim sms diatas karena sebelumnya saya terima sms dari pak Siswadi
Tanggal 24 Maret 07 jam 4:23 pm
Isinya : Alhamdulillah, bagus Pak, Kalau sdh ada konsep, donatur Yayasan Damandiri sudah mengalokasikan anggaran untk PPCI, kita presentasikan,di acc, program jalan.

Sebelum sms diatas diterima, saya kirim sms ke Pak Siswadi tanggal 24 Maret 2007 jam 4:21 pm
Isinya : saya terinspirasi ide p Sis tentang program bagaimana penyandang cacat dapat berusaha mandiri. Untuk itu perlu ada sistem, sistem perlu dibuat, dibuat perlu pelaku dan biaya , biaya perlu dianggarkan oleh pemerintah pemerintah perlu dilobi lewat seminar2 bisa diprakarsai lewat LSM atau lain2, prakarsa perlu tekad kita di 2007 ini, saya bersedia buat konsep awalnya untuk itu,

Saya kirim sms diatas setelah penulis diundang dan hadir kekantornya untuk bincang2 dan menyambung tali silaturahmi Tanggal 19 Maret 2007.
Pada pertemuan bincang2 itu salah satu isinya beliau mencanangakan ide dasar untuk memulai memikirkan bagaimana penca dapat mandiri. Setelah itu saya mencari dan pelajari makalah tulisan yang berkaitan dengan penyandang cacat khususnya yang terkait dengan kiprah pak Siswadi dalam PPCI . Saya menemukan lebih dari tiga puluh tulisaan dari tahun 2002. Khusus untuk tulisan2 ini penulis pilih satu yang sangat mencerminkan ada konteksnya dengan tema ide dasar p Siswadi dengan interpretasi penulis yang sangat mendasar. Di dalam tulisan tersebut ada esensi benih yang relevan untuk dioperasionalkan lewat sistem dan melibatkan komunitas PPCI dan perorangan atau organisasi2 lainnya didalam wadah khusus yaitu IPCI, Imperium PCI
Walaupun UUD 45 pasal 35 belum dapat di wujudkan (di Belanda, semua warga negaranya akan dapat tunjangan hidup dan papan walupun tidak bekerja) namun mimpi tidak ada yang melarang lewat konsep Imperium PCI Insya Allah, Imperium PCI menjadi ”Negara” yang akan mewujudkan kemandirian Penca


Folow UP

Tanggal 5 April 2007 jam 17 dilakukan presentasi dikantor Pak Siswadi dan didampingi oleh Pak Indra .Dia merasa baik , seperti yang dituturkan kepada penulis di akhir presentasi.
Sebelum presentasi penulis kemukakan bahwa konsep ini disusun sebagian terinspirasi dari hampir makalah yang diunduh dari internet dengan kata kunci Siswadi Penca. Dan tulisan ini semua disusun dengan M2C2M.

Pasca presentasi : 17 April 2007

Penulis kirim sms kepada Siswadi :

Pak betul2 bagus
Sabar
Iklas
Syukur
Wajib
Akal
Doa
Ikhtiar

Dijawab : Siswadi

Terimakasih Pak Havid
Pak betul2 bagus
Sabar
Iklas
Syukur
Wajib->Wara’=terpelihara dari hal2 yang subhat(yg tidak jelas)
Akal -> Amal jariyah=kebaikan yang berkelanjutan
Doa -> Dzikir
Ikhtiar -> Iman, Islam & Ikhsan

Dijawab : Havid

It’s very good
Sabar
Iklas
Syukur
>Wara’=terpelihara dari hal2 yang subhat(yg tidak jelas)
> Amal jariyah=kebaikan yang berkelanjutan
> Dzikir
> Iman, Islam & Ikhsan

Dijawab : Siswadi

Tksh, Pak. Uraian tsb.
dimaksudkan sbg
latihan/ikhtiar
Internalisasi diri &
do’a untk menuju
”siswadi habits”

Dijawab : Havid

That’s yours SMUN
Marketable and beautiful
Very interesthink

Dijawab : Siswadi

Alhamdulillah, mohon
sama sama kita
kembangkan ide tsb.
Tksh


Untuk dapat mensingkronkan antara presentasi penca mandiri, ide2 pak Siswadi dan mendorong langkah program tersebut penulis smabil makan siang kembali menyampaikan ide kepada Pak Siswadi lewat sms.

Dikirim sms oleh penulis:

Usul: Ide (pengantar
penca mandiri) kita
gerakkan
Muri ”penca top”
Untuk momen relegius
kita siapkan festifal
gelar 100 kaligrafi
(Basmallah) dengan
peserta 100 penca
(draft 100 macam
kaligrafi sudah saya
siapkan)

Dan saya susulkan info selanjutnya kepada pak Siswadi liwat sms :

Info: di dunia tercatat
170 macam kaligrafi
Basmallah jadi akan
bertambah 100 dari
PPCI

Dijawab Pak Siswadi :

Ok, setuju Pak, terima
kasih.